Friday, June 5, 2009

Arti Hidup dalam Pekerjaan

Saya terinspirasi dengan sebuah cerita dari sebuah buku renungan seperti berikut ini:

Seorang siswa yang masih muda pernah sekali datang kepada Santo Philipus Nerius dan mengatakan kepadanya bahwa dia hendak mempelajari hukum. “ Betapa bahagianya saya. Saya akan mempelajari hukum dan menjadi seorang cendikiawan."
Philipus bertanya. “dan sesudah itu apa?” “ Saya akan menjadi seorang ahli seorang ahli hukum terkenal dan memperoleh kemasyuran.”
“Dan sesudah itu apa?” “Kemudian saya akan sangat kaya dan mendirikan rumah yang megah dan indah.”
“Dan sesudah itu apa.?” "Kemudian saya akan menikah dan hidup senang sampai akhirnya sampai usia tua.”.
Kemudian Philipus mengajukan pertanyaan yang sama. "Francis, sesudah itu, apa ?” Francis tidak tahu lagi harus memberikan jawaban apa, Tetapi sesudah berpikir sejenak, dia menjawab. “Kemudian seperti yang lain saya akan mati.”
“Dan sesudah itu apa?” Orang muda itu merasa sangat terganggu, tetapi dia menjawab dengan agak berat "Kemudian saya akan menanti untuk mengetahui pengadilan yang ditimpakan atas saya." Francis berhenti di sini, dia tidak dapat memberi lagi jawaban lebih lanjut. Pertanyaan ini membuat dia mengubah semua rencana demi masa depannya.

Ada banyak hal yang aku dapatkan dari cerita itu.
Arti hidup dari setiap orang khas dan unik. Mencari arti hidup dapat merupakan tugas yang membingungkan, menantang dan menambah ketegangan batin. Dikatakan bahwa orang yang sehat selalu memperjuangkan tujuan yang memberikan arti kehidupannya. Perjuangan yang terus-menerus itu akan menghasilkan kehidupan yang dipenuhi semangat dan kegembiraan. Dalam parjalanan hidup ada kalanya suatu kekosongan/kehampaan yang akhirnya muncul sebagai perasaan bosan, masa bodoh, dan tanpa tujuan. kehidupan tidak mempunyai arti dan tidak punya alasan untuk meneruskan kehidupan ini. Frank mengemukakan adanya tiga cara untuk memberi arti pada kehidupan dengan melalui apa yang kita berikan pada dunia, apa yang kita ambil dari dunia, dan sikap kita terhadap penderitaan.

Victor Frank mengemukakan 3 faktor, yang merupakan hakekat dari eksistensi manusia yaitu: spiritualitas, kebebasan. dan tanggung jawab. Spiritualitas diartikan sebagai roh atau jiwa. Roh-lah yang menggerakkan kita untuk berbuat, hidup dan ada. Roh ini pula yang memampukan kita untuk hidup, tertawa dan sedih, hahagia dan setia. Tubuh kita memiliki roh. dan selalu berhubungan dengan asalnya roh yaitu Allah. Roh memampukan kita beriman dan percaya pada Allah. Iman itulah yang memberikan landasan bagaimana kita hidup dan berbuat. Kita adalah mahluk spiritual yang hidup di dunia materi, kebutuhan paling mendalam akan cinta kasih dan persahabatan tidak akan terpuaskan oleh materi. Manusia tidak hanya hidup dari roti saja. Kita ditempatkan di atas bumi ini tidak untuk mengumpulkan “mainan” tetapi untuk menuai karunia roh. Karunia ini diberikan kepada kita jika kita mengabdikan hidup kita pada sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri, seperti jalan pelayanan di dunia (biarawan) atau adanya keluarga yang penuh kasih.

Kebebasan kita miliki dan kita perlu menggunakannya untuk memilih bagaimana kita akan bertingkah laku. Ada teriulis, "jikalau kamu tetap di dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakanmu " (Yoh 8:31b-32)

Menceritakan kebebasan pada diri kita sendiri, dan orang lain adalah suatu pembebasan, kebenaran memerdekakan dan membuat kita bebas. Kita jangan sampai didikte oleh faktor-faktor non spiritual (seperti insting), atau kondisi lingkungan. Mereka yang bebas tidak berkeinginan untuk menjadi sesuatu yang bukan diri mereka sendiri. Meskipun ia memainkan peran-reran sosial untuk memenuhi tuntutan dari orang lain atau situasi-situasi. Oleh Carl Rogers dinyatakan bahwa semakin seseorang itu sehat (secara psikologis), makin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak sebagai reaksi terhadap situasi-situasi yang berubah. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa paksaan antara alternatif, pikiran dan tindakan. Perasaan bebas menjadikan orang berfungsi sepenuhnya.

Kita dituntut untuk tanggung jawab terhadap pilihan. "Hiduplah seolah-olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak salah untuk pertama kalinya, kira-kira demikian anda bertindak sekarang." Jika kita berhadapan dengan situasi ini, kita akan tetap menyadari tanggung jawab yang kita miliki.

Frank mengemukakan bahwa orang sehat akan memikul tanggung jawab, menggunakan waktu dengan bijaksana agar karya dan kehidupan tetap berkembang, meskipun kodrat kehidupan singkat dan fana. Apabila kita mati sebelum kita selesai memahat bentuk kehidupan kita, apa yang telah kita kerjakan tidak ditiadakan. Suatu kehidupan yang penuh arti ditentukan oleh kualitasnya, bukan oleh usia yang panjang.

Ketrampilan dan tugas menjadi salah satu kriteria kepribadian matang dari Gordon Allport. Menurutnya, tidaklah cukup hanya memiliki ketrampilan-ketrampilan yang relevan, telapi kita juga harus menggunakannya secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita. Tidak akan mungkin kita temukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan ketrampilannya pada pekerjaan mereka. Komitmen, orang-orang sehat begitu kuat sehingga sanggup menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan (seperti kebanggan dan jabatan) ketika terbenam dalam kejahatan.

Dedikasi terhadap pekerjaan ada hubungannya dengan tanggung jawab. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan ketrampilan.

Untuk mencapai dan menggunakan spiritualitas, kebebasan, dan tanggung jawab tergantung pada kita. Tanpa ketiga-tiganya, tidak mungkin menenemukan arti dan maksud dalam kehidupan ini. Pilihan-pilihan sungguh tergantung pada kita saja. Orang-orang lain dapat menganjurkan jalan yang harus diikuti, tetapi hanya diri kitalah yang dapat mengatakan bagaimana jalan itu berhasil atau tidak, pilihan itu benar dan salah.

++++ Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca. Kritik, saran, dan tanggapan saya terima dengan senang hati.

No comments:

Post a Comment