Wednesday, September 30, 2009

Tantangan dalam Pendidikan Kita (Bagian ke-2, akhir)

Dalam Sekolah
Sepenting-pentingnya pencapainan ademis, seharusnya tidak boleh merenggut karakteristik manusiawi sekolah, walau penulis menyadari untuk berada dalam karakter manusiawinya, sekolah akan menghadapi posisi sulit ketika harus memilih antara mencapai target kelulusan atau membuat komunitas sekolah yang lebih sehat dan kuat di-mana untuk pencapaian idealnya butuh waktu beberapa tahun. Namun tetap perlu diingat, bahwa sekolah selalu memegang dua peran yang berbeda. Pertama, mereka menjadi pelindung nilai-nilai tradisional. Kedua, sekolah memiliki tanggung jawab untuk berinovasi dan merespon masalah dari waktu ke waktu.

Begitu banyak hal yang harus dihadapi anak-anak di dunia nyata sehingga saya merasa bahwa keberadaan pendidik membuat mereka merasa nyaman saat berada di sekolah. Pengandaiannya bila pergi ke persidangan dengan tuduhan praduga tak bersalah, maka seharusnyalah kita masuk ruang pengadilan dengan suatu kepercayaan. Kalau guru tidak mempercayai siswanya, bagaimana siswa itu akan menaruh kepercayaan kepadanya? Dengan sikap saling percaya ini kelas dapat menjadi sebuah komunitas yang saling menghormati, berintegritas, mencintai, menerima, dan merasa memiliki.

Dalam Keluarga
Telah terjadi perubahan dalam kehidupan keluarga para murid. Banyak di antara mereka yang berasal dari keluarga bermasalah.. Dan menurut penulis sesungguhnya bukan teknologilah yang membuat pembelajaran siswa menjadi berhasil namun kehancuran keluarga secara terus meneruslah yang lebih banyak membuat pendidikan anak menjadi keropos.

Penulis merasa banyak anak tidak dibebaskan berbicara di rumah, dan di sekolah guru mengatakan siswanya sangat ribut. Saya bertanya kapan lagi anak-anak memiliki kesempatan untuk berbicara dan didengarkan? Menurut penulis, guru dan orang tua perlu menjadi rekan dalam proses belajar si anak.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan orang tua agar anak-anaknya datang ke sekolah dengan kesiapan untuk belajar. Menurut pengalaman penulis, jika orang tua tidak mendukung anaknya pastilah mereka berada dalam satu dari dua alasan. Pertama, mereka tidak tahu cara mendukung anaknya. Atau kedua, mereka tidak mengetahui bahwa dukungan mereka sangat penting bagi anak mereka.

Banyak orang berpikir selama anaknya dijemput dengan bus sekolah, berarti sekolahnya bagus. Padahal mereka perlu juga menyadari apa tugas mereka sebagai orang tua yang mendampingi anak-anaknya.

Dalam Masyarakat
Salah satu tantangan yang paling besar dalam pendidikan saat ini adalah meningkatkan kesan masyarakat terhadap guru. Apa yang salah dalam pendidikan kita tidak hanya karena guru. Kita harus mengembalikan pengajaran ke status yang benar sebagai suatu profesi.

Kita menerima tanggung jawab semakin besar dan banyak, dengan rasa terima kasih yang semakin sedikit. Dalam mengajar, jalan yang harus ditempuh seringkali panjang, sulit, penuh rasa frustasi, walaupun sebagai "guru sejati" kita tidak bisa membandingkan antara tantangan dan penghargaan.

Penyakit masyarakat juga telah masuk ke sekolah. Kita sepertinya terkejut bahwa masalah kemiskinan, tunawisma, narkoba, kehamilan, dan bunuh diri pelajar muncul di sekolah. Beberapa kasus bunuh diri pelajar menghiasi kolom-kolom surat kabar yang sesungguhnya sudah sarat dimuati berita hukum dan kriminal yang semakin mengerikan.

Sekarang ini kita tidak dapat melepaskan, memisahkan, sekolah, masyarakat dan rumah. Jika seorang murid menggunakan obat terlarang, ia tidak bisa melepaskannya saat berada di sekolah. Jika seorang siswi hamil, ia tidak bisa menutupinya. Dengan semua masalah yang mereka miliki sekarang, para guru perlu menjadi alat bantu orang tua.

Jika masyarakat ditanya tentang masalah-masalah yang paling sulit dewasa ini, penulis yakin jawabannya adalah masalah komunikasi dengan pasangan, komunikasi.dalam keluarga, komunikasi dengan rekan kerja, keuangan, dan membesarkan anak. Penulis berpikir pendidikan harus memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar menyelesaikan masalah-masalah itu berawal dari pengendalian perasaan mereka pribadi menuju penyelesaian masalah yang lebih kompleks.

Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa kelangsungan pendidikan masyarakat yang efektif sangatlah penting untuk kita semua. Kita membutuhkan pendidikan bagi semua orang, kesadaran masyarakat, kerjasama, kerja tim antara orangtua, masyarakat, dan pendidik untuk bersatu dalam investasi masa depan. Karena kita tahu dalam pendidikanlah, kita menginvestasikan kepentingan masa depan, anak-anak dan bangsa kita.

Pada Akhirnya
Jika para orang tua, pendidik, murid dan anggota masyarakat menjalankan tanggung jawabnya masing-¬masing, kita dapat memenuhi standar bahkan melebihinya. Pendidikan perlu dipandang sebagai bentuk kerjasama. Dengan demikian tugas mendidik yaitu mengajar adalah tanggungjawab bersama antara sistem sekolah, keluarga, institusi keagamaan, dan masyarakat. Profesi mengajar takkan berhasil bila hanya satu pihak saja yang mengusahakannya.
Sebagai pendidik, kita punya banyak tantangan. pekerjaan serta berbagai masalah di hadapan mata. Namun kita juga yakin masa depan akan menjadi menggembirakan. Saat kita merasa "dilumpuhkan" oleh retorika tentang tanggung jawab, ujian, dan standar kinerja, kita perlu mengingat kembali misi pertama kita yaitu membantu anak-anak belajar dengan baik. Ingatlah! Bayangan pendidik teladan bukanlah seseorang dengan tumpukan kertas yang harus dinilai. Dan pekerjaan mengajar adalah usaha tim. Para pendidik membutuhkan dukungan. Tanpa kolaborasi semua pihak yaitu orangtua, para guru, anggota komunitas, dan pembuat kebijakan, guru tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaannya.

Kerumitan dunia pengajaran adalah suatu tantangan yang layak mendapatkan usaha dan dedikasi terbesar. Tidak ada dua hari yang lama. Setiap hari adalah berbeda. Pekerjaan guru adalah sebuah petualangan menyatukan banyak hal dari semua bidang kehidupan yang berbeda.

No comments:

Post a Comment